Feed
Facebook
Twitter
GPlus
Youtube
Herjan Muh
Kumpulan Puisi "Herjan Muh"
home
404 Error Page
skip to main
|
skip to sidebar
Dilema
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Herjan Muh kelopak bunga gugur, hentikan angin, dan menyaksikan malam memangsa bintangnya. ranting dahan rapuh, matikan api, dan n...
Lelaki Penari Hujan
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Herjan Muh hai lelaki yang menari dalam hujan. bagaimana kau tau matahari duduk di atas awan. sedangkan segela ruang yang terpas...
Ku Berhenti
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Herjan Muh mata malaikat yang melayukan bunga, yang memandang wanita tua di betis benua. siapa yang berjanji sebagai surga, a...
Arca
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Herjan Muh Darah yang mengarus terhenti. Celah menampung, dan batu diam membendung. Akulah arca yang memuja dalam arus darah yan...
Portal
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Herjan Muh Kematian adalah portal jauhnya jarak antara binasa dan keabadian. Semesta, rumah yang kekal. Menjadi saksi atas waktu y...
Rimba Kehidupan
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Muh Herjan Wahai yang paling kuasa, yang paling mengatur, dan yang paling memiliki. Siapakah nama atas penciptaan yang ada ? Ribuan ...
Kembang Api Berselingkuh
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Muh Herjan Waktu yang mati jika dihentikan. Dan aku yang hidupkan jika aku menyalakan, kembang api. Seperti yang kunanti saat aku t...
Dari Rasa Cinta
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Muh Herjan Apa yang selama ini dibendung dan dianggap kepastian. Dan apa yang menerangi ketika di bawah langit yang teratur. Apa...
Sampai Kapan
—
by
Herjan Muh
on
0 comment
Oleh : Muh Herjan Bila tidak ada yang disaksikan Dan bila tidak ada kesaksian atas diriku Aku akan terbang dengan sakit yang menjadi sejuta...
Langganan:
Postingan (Atom)
Postingan Lama
Puisi Terpopuler
Bebaskan Aku
Oleh : Muh Herjan lepaskanlah aku dalam genggamMu biar aku biar pergi dari waktuMu masaMu surgaMu nerakaMu rindu aku dalam Engkau d...
Tuduh
Oleh : Muh Herjan tuduh langit menuduh menuduh aku dituduh dituduh didoa mendoa doa tertuduh doaku ku berdoa berdoa tuduh tuduh aku...
Rimba Kehidupan
Oleh : Muh Herjan Wahai yang paling kuasa, yang paling mengatur, dan yang paling memiliki. Siapakah nama atas penciptaan yang ada ? Ribuan ...
Sang Negara Cinta
Oleh : Muh Herjan sepertinya aku kerasukan sukma dewi kamaratih hingga cintaku mencapai orgasme untuk yang diri, kemudian yang negeri ...
Lelaki Penari Hujan
Oleh : Herjan Muh hai lelaki yang menari dalam hujan. bagaimana kau tau matahari duduk di atas awan. sedangkan segela ruang yang terpas...
Arsip Puisi
▼
2016
(13)
▼
Maret
(5)
Dilema
Lelaki Penari Hujan
Ku Berhenti
Arca
Portal
►
Februari
(8)
Diberdayakan oleh
Blogger
.